Dimana?
Jam 12.20 grab itu sampai ke sekolah ichan dan menjemputnya. Seungkwan dan Hansol menyaksikan itu.
“kenapa pulang a, sakit?”
“iya bang hehe”
“aa rambutnya warna gitu, asli mana a?”
“asli sini kok bang, cuma di cat aja pas libur. Tapi lupa di cat lagi pas sekolah”
“gak dimarahin gurunya a?”
“enggak sih bang cuma disuruh cat ulang lagi aja”
“oohh”
Lalu hening lagi, dan sampailah mereka di lampu merah. Saat lampu kuning motor tersebut tiba tiba mati tidak tau kenapa.
“eh bang motornya mati ya?”
“iya a, waduh gimana ini”
“minggir aja dulu bang”
“yah gimana ini a, harus di bengkel dulu, biasa motor butut gini”
“ya mau gimana lagi bang, bengkel aja dulu”
“aa nya gimana dong?”
“saya pulang jalan kaki aja bang, gapapa kok”
Walaupun begitu Ichan tetap memberi uang bayaran ke abang ojek tersebut. Ichan berjalan pulang, dia pusing sekali, tetapi memaksakan untuk cepat sampai rumah. Tiba tiba ada motor yang berlalu, tanpa ia sadari dompetnya sudah hilang diambil pemotor tersebut. Tanpa memikir lama ichan langsung mengejar motor itu dengan berlari secepat mungkin.
Ia melihat motor tersebut belok, tetapi ke gedung kosong yang ada di depannya. Ichan berpikir seharusnya dia pulang saja, masalah dompet kan bisa diganti sama bang cheol. Saat dia berbalik, ternyata ada dua orang yang ia kenal yaitu geng yang paling ia benci, yang ada disekolah nya, dia ingin berlari tetapi mana sempat orang itu sudah ada di depan matanya sekarang.
“lu pada mau apa” ucap chan.
“lu? anak culun kayak lu bilang lu?” rafa dan gengnya pun tertawa keras saat mendengar hal itu.
“lu bilang aja lu mau apa” celetuk chan.
“lah santai bosss, sensi amat”
Ichan kesal, ia mau marah tetapi dia takut karena ia hanya sendiri sedangkan mereka ada enam.
“gue mau uang lu, harta lu”
“hah? uang gue? kan udah lu ambil semuanya itu”
“hah semua? gak mungkin anak kek lu cuma punya uang 300rb kayak gini”
“mungkin aja, itu 300rb bagi enam udah dapet 50rb kan per orang”
Rafa berbisik kepada teman di sampingnya, “emang iya ya, gak ngerti gue anjir”
“makanya jangan tolol”
Mendengar hal itu Rafa tidak terima, ia langsung mendaratkan tamparan keras di pipi chan.
“maksud lu apa anjing, mentang mentang pinter lu sombong amat”
“lu mau uang kan? bentar gue ambil di tas”
Memang bodoh tetapi Rafa dan temannya mempercayai itu. Saat semuanya lengah ichan berlari kencang untuk keluar dari gedung itu.